Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyodorkan nama Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI ke DPR. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berharap Jokowi terlebih dahulu menjelaskan alasan kenapa lebih memilih Gatot sebagai calon Panglima TNI dibandingkan memilih Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Agus Supriatna.
Sebab, sesuai tradisi seharusnya Panglima TNI pengganti Jenderal Moeldoko menjadi giliran Angkatan Udara. Alasan tersebut, kata dia, harus dapat diterima sehingga tak ada pergantian calon Panglima di tengah jalan.
Lantaran, Fahri takut nantinya pemilihan Panglima TNI akan bernasib sama seperti calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan yang menimbulkan polemik berkepanjangan.
"Tolong Presiden juga memberikan kepastian, jangan ada goncangan di tengah jalan, seperti fit and proper Budi Gunawan tiba-tiba ada perubahan di tengah jalan. Sikap netralnya di TNI itu harus nampak," kata Wakil Sekjen PKS ini, dilansir
merdeka.
Selain itu, Fahri menyebut ada kemungkinan besar
fit and proper test digelar pekan ini. "Sangat mungkin (fit and proper test) pekan ini," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6).
Seperti diketahui, Jokowi baru saja mengirimkan surat pengajuan Kasad Jenderal Gatot Nurmantyo sore ini untuk didapuk sebagai pengganti Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang akan memasuki masa pensiun. Harusnya jatah Panglima TNI digilir dan jatuh ke TNI AU. Namun, sikap pemerintah berbeda terkait urutan giliran tersebut.
Hal yang sama diungkap Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. Seharusnya Presiden Jokowi tak mengubah tradisi menggilir jabatan panglima TNI di antara kasad, kasau, dan kasal.
"Kami tinggal menunggu Presiden Jokowi menjelaskan apa alasan dan pertimbangannya," kata Mahfudz, Selasa (9/6).
Politikus asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, penjelasan itu penting agar penunjukan Gatot Nurmantyo tidak menjadi polemik panjang.
Diprediksi, bila tak dijelaskan, penunjukan Gatot yang tak sesuai giliran angkatan akan membuat kebisingan politik. "Saya berharap pergantian panglima TNI tidak diwarnai kebisingan (politik, Red) yang tidak perlu," ujarnya.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pilih Panglima TNI dari AD Bukan AU Sesuai Giliran, Jokowi Kembali Bikin Gaduh"
Posting Komentar