Hasil pemilu Turki yang digelar Ahad (7/6) kemarin, untuk pertama kalinya sejak 12 tahun berkuasa partai AKP-Erdogan tidak berhasil menguasai mayoritas parlemen. Pemilu 2015 ini AKP hanya menguasai 46% kursi parlemen dari 550 kursi.
Hasil ini membuat Israel girang. Mantan presiden Israel 2007-2014, Shimon Peres, menyatakan pada hari Senin bahwa ia senang dengan hasil pemilu di Turki.
Menurut Efraim Inbar, Direktur the Begin-Sadat Center for Strategic Studies di Bar-Ilan University Israel, hasil pemilu Turki ini akan memberi angin segar untuk Israel.
"Dalam masa kekuasaan AKP, dengan Erdogan yang mengendalikan, islamisasi terjadi di Turki dan tidak ada perbaikan dalam hubungan dengan Israel. Namun hasil pemilu bisa menjadi awal dari pengeremen bertahap Islamisasi Turki. Jika unsur-unsur yang lebih sekuler mendapatkan peluang, Israel bisa berharap untuk hubungan yang lebih baik," ujarnya dilansir
The Jerusalem Post, Selasa (9/6).
Soner Cagaptay, direktur Program Penelitian Turki di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, mengatakan kepada
Jerusalem Post bahwa hasil pemilu menunjukkan bahwa "Turki terlalu besar dan terlalu beragam untuk hanya dikontrol AKP dan Erdogan seorang diri."
Masyarakat Turki kelas menengah sebagian besar sekarang memiliki suara di parlemen Turki melalui aliansi liberal Kurdish-, Partai Demokrasi Rakyat (HDP), serta di jajaran oposisi Partai Republik Rakyat utama, kata Cagaptay.
"Dengan catatan jumlah perempuan, anggota parlemen muda, serta perwakilan dari etnis, agama dan politik minoritas di negara itu, seperti Armenia, ini akan menjadi parlemen Turki yang paling beragam," katanya.
Partai pendatang baru dan menjadi 'rising star' pada pemilu kali ini adalah HDP. HDP berhasil lolos parlemen treshold 10% dengan meraih 13% suara berkat dukungan dari kaum liberal Turki.
Mengenai kebijakan luar negeri Turki, Cagaptay mencatat bahwa pemerintah Erdogan telah terobsesi dengan mengusir Presiden Suriah Bashar Assad, "menggunakan hampir segala cara untuk mencapai tujuan ini."
Kebijakan ini sekarang akan berada di bawah pengawasan parlemen (yang sekarang tidak lagi dikendalikan AKP, karena tidak menguasai 50%+1 kursi parlemen).
*Foto: Erdogan saat bersitegang dengan Shimon Peres di Forum Davos
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Analysis: Bad for Erdogan, Good for Israel"
Posting Komentar