Ini yang saya heran dengan orang-orang JIL, entah sudah dicuci seperti apa otak mereka. Saat gereja yang diganggu, mereka berteriak, orang Islam teroris! Saat masjid dibakar mereka juga tetap berteriak, Islam garis keras memperkeruh suasana.
Dalam otak mereka, selalu melihat Islam yang mayoritas di negeri ini sebagai penjahat. Tak peduli sebagai pelaku atau korban. Toleransi yang mereka dengungkan hanya ditujukan untuk mengamankan kepentingan minoritas. Sedang kepentingan mayoritas Islam tak pernah ada dalam kamus keberpihakan mereka.
Sebenarnya, apa yang mereka sebut sebagai toleransi, menjaga keutuhan NKRI, humanisme, pancasila dan Islam
rahmat lil 'alamin hanyalah propaganda culas untuk mengkerdilan ummat Islam dan menempatkan mereka seakan lebih tinggi dari Islam itu sendiri.
Karena pada kenyataannya, tanpa teriakan mereka pun ummat Islam di negeri ini sudah sangat melindungi saudara sebangsanya, ummat kristiani, hindu, buda dan konghucu. Di Madura, kristen tak sampai setengah persen, gereja berdiri tegak. Kami pun tak pernah mengganggu mereka beribadah. Begitu juga di banyak tempat lainnya di Indonesia.
Maka, berhentilah mengajari kami tentang toleransi, sebelum kalian memahami sepenuhnya dan mempraktekkan dengan sesungguhnya apa itu toleransi. Pun, jauh sebelum kalian teriak-teriak, toleransi sudah menjadi bagian ajaran kami yang telah kami lakukan berabad lamanya.
(Abrar Rifai)
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk ""JIL, Berhentilah Mengajari Kami Toleransi""
Posting Komentar