Penggusuran atas nama Bank Dunia?
Andesh Tomo*
Entah mana yang lebih bikin sedih, kenyataan bahwa penggusuran paksa dengan kekerasan masih saja terjadi? atau kenyataan bahwa tindakan itu mendapatkan dukungan membabi buta dari sebagian penduduk jakarta yang lain.. yang lebih memilih taman yang indah daripada memberikan ruang penghidupan bagi sesama manusia.
Bagi mereka yang membuat statement mendukung penggusuran kampung pulo hari ini, hendaknya mencermati dulu beberapa hal berikut ini:
Statement bahwa
warga yang tinggal di bantaran sungai adalah penyebab banjir di Ibukota adalah argumentasi yang tidak disertai fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Hingga saat ini, tidak ada satupun argumentasi ilmiah, setidaknya yang menjelaskan dengan logis bahwa keberadaan mereka menyebabkan banjir di Jakarta.
Mereka membuang sampah? Tidak lebih banyak dari jumlah rata2 sampah yang dihasilkan warga kota yang lainnya. sampah di lingkungan perumahan hanya tidak nampak, tapi penelitian yang dilakukan oleh rekan kami dari LabTanya menemukan fakta bahwa rata-rata sampah yang dihasilkan dari rumah tangga di Bintaro sebanyak 3-5 kg sampah per hari per rumah.
Mereka mengurangi area resapan? Tidak lebih parah dari rumah-rumah mewah di Pluit (ya.. termasuk rumah anda Pak Ahok!), Kelapa Gading, Kebayoran, dll.. yang menghabisi 80% lahan rumah untuk bangunan, itupun carport dilapis beton. Belum lagi rumah tersebut hanya dihuni 4 orang, itupun 2 orangnya adalah pembantu.
Mereka melanggar hukum? Lalu bagaimana dengan pembangunan Pantai Indah Kapuk yang kontroversial? pada RTRW DKI Jakarta tahun 1980 masih menunjukkan bahwa peruntukan wilayah ini adalah kawasan lindung / mangrove / penampung air... lalu tiba-tiba peraturan tersebut berubah. Hal yang sama untuk wilayah Sunter, Rawamangun, Pondok Indah, palagi wilayah sekitar speerti Tangerang Selatan, Bogor, Depok, dll.
Mereka adalah beban masyarakat, sumber kriminalitas, sarang penyakit dan penjahat? Hei! meskipun sebagian besar bekerja di sektor informal, bukan berarti mereka itu pencuri. Jangan-jangan, wilayah perumahan mewah di Senayan atau Kebayoran mencuri uang negara yang jauh lebih besar daripada total omset copet se-Jakarta. Kalau ini masalahnya, ya pencuri yang dicurigai tinggal disidik, ditangkap dan dipenjara... bukan kampungnya malah dihancurkan, dan membuat ribuan orang yang sebelumnya mencari nafkah secara jujur dan kerja keras menjadi gelandangan. yang malah menimbulkan potensi lebih besar untuk tergoda jadi penjahat beneran.
Bangunan mereka jelek? bukankah ini masalah selera? saya lebih muak melihat rumah bergaya romawi di tengah-tengah wilayah tropis Jakarta. Selera kan...?
Mereka bandel, sudah disiapkan Rumah Susun kok masih aja ngeyel? Hei.. sudah baca data terbaru, resmi dari Badan Pemerintah yang mengurusi pembangunan hunian rusunawa? Tahun ini rumah susun yang dibangun sejumlah ribuan unit, sedangkan target KK warga yang terkena gusuran sejumlah puluhan ribu KK. Ketika pejabat berwenang ditanyakan, lalu sisanya akan ditampung dimana? dia menjawab... "ya mereka harus cari jalan keluarnya sendiri..."
Mereka ilegal? memangnya orang-orang dengan gaji 2-3 juta sebulan bisa beli tanah dimana di Jakarta ini? Situ kelas menengah sih masih enak, bisa kredit motor dan mobil buat transportasi dari rumah yang kalian juga beli secara KPR di wilayah pinggiran Jakarta.
Bukan berarti mereka dibiarkan begitu saja, mereka justru harus diperbaiki kondisi kehidupannya... tapi tentu bukan dengan mendatangkan Buldozer? siapa juga yang mau diajak ngomong kalau datang dengan tentara, polisi dan kendaraan lapis baja? kenapa tidak berdialog sih?
Lalu Pak Jokowi ini kemana toh? jangan lupa bahwa Pak Jokowi memperoleh simpati besar dari rakyat Indonesia, dimulai dari keberhasilan dia dalam merelokasi pedagang dan warga di Kota Solo melalui pendekatan dialog yang baik... blusukan... bertemu dan mengajak bicara... lah ini kok malah jadi ada pendekatan militeristik.
Kalian yang pro penggusuran, jangan lupa sehabis membaca tulisan ini sambil enak-enak tiduran di sofa dan megang
gadget... bahwa malam ini, ada banyak sesama manusia yang tinggal di Jakarta, tetangga satu kota, yang tidak lagi memiliki atap dan dinding untuk tidur secara layak.. untuk jadi manusia yang punya rasa aman dan kenyamanan minimum.
Satu lagi,
ga banyak yang tahu kan.. kalo pembetonan kali ciliwung yang mendasari penggusuran besar-besaran warga bantaran itu bersumber dari dana pinjaman Bank Dunia. Yup... pinjaman! Artinya, nanti warga jakarta akan dibebani bunga plus pinjaman tersebut, yang dipakai untuk menggebuki sesama warganya sendiri...
Untung kagak.... Bonyok iya....!
*Sumber:
http://ift.tt/1PFtSdA
Belum ada tanggapan untuk "Penggusuran atas nama Bank Dunia?"
Posting Komentar