PRINSIP BOLAK BALIK DALAM MEMILIH PEMIMPIN
DOUBLE STANDARD???
*status
fb Nina Mussolini-Hansson
Kasus Kampung Pulo, buat saya, semakin memperjelas dan menelanjangi sifat
double standard sebagian masyarakat kita yg bingung memilih apa yg terbaik buat bangsanya dan pandangan kita ttg HAM.
Rasanya baru setahun lewat sedikit, ketika para relawan Pak Joko teriak-teriak menjelek-jelekan Prabowo yg disinyalir bakal otoriter, galak, diktator, mini Soeharto, ancaman kebebasan berekspresi, pelanggar HAM dll.
Bahkan direkayasa, Prabowo kejam banget telah mengusir wartawan Kompas, membentak wartawan JKT POST, yg merupakan media partisan Pak Joko.
Pokoknya Prabowo itu tokoh antagonis, gak ada baiknya. Lupakan lah segala nilai plus Prabowo (pandai berbahasa asing, berwawasan luas,
generous, memahami makro ekonomi, paham wawasan nusantara dll).
Lalu mereka memberi alternatif baru Joko Widodo, pemimpin yg merakyat, sederhana (?) [pacman emoticon], suka blusukan dan stempel-stempel baik lainnya.
Pak Joko terkenal dg program memindahkan orang-orang miskin di bantaran sungai denga cara humanis. Meski kebanyakan dari kita sebetulnya baru kenal nama Pak Joko, semua tersihir dg massifnya publikasi tentang dia.
Tapi kemana Pak Joko ketika masyarakat Kampung Pulo dikerasi bawahannya? Apa sudah seijin dia? Mana janji-janjinya? Apa bedanya JOKOHOK dg yg lain dong?
Saya menyaksikan kemunafikan dan sifat
double standard relawan JOKOHOK, yg tiba-tiba justru mempromosikan dukungan sistem otoriter yg dipakai Ahok.
Come on....
Katanya JKT memang harus dipimpin oleh tangan besi.
Haha....
Lah dari dulu kemana saja??? Apa kalian menggunakan standar yg sama jika kejadian Kampung Pulo dilakukan oleh Soeharto, Habibie, Prabowo bahkan SBY???
Katanya JKT memang harus dipimpin oleh tangan besi. Apa beda JKT dengan INDONESIA? Toh manusianya sama. Kenapa dulu mereka takut NKRI dipimpin oleh orang yang keras dan disiplin macam Prabowo??? Apa karena Ahok sipil?? Jadi kita mau pakai topeng seolah-olah negara kita sudah
civil Society?
Come on.....
Katanya Prabowo pelanggar HAM, loh, itu idola kalian sudah jd Presiden. Kenapa sekarang kalian diam, tidak melanjutkan perjuangan HAM2an kalian dan membawa pelanggar HAM berat itu ke penjara???? Bukankah dulu kalian yakin banget dia pelanggar HAM, dan pastinya kalian punya bukti dong.... Makanya yakin bgt [wink emoticon]
Kesimpulan saya: HAM2an itu cuma merek dagang kampanye JOKOHOK dulu.... Untung saya gak pernah kemakan tipu daya kalian.....
Kasihan rakyat yg sudah dibohongi oleh mereka yg DULU MENENTANG SISTEM OTORITER, sekarang tidak malu-malu secara massif justru mempromosikan sistem otoriter.
Come on.... Hahaha.....
Pingin rasanya saya beli cermin yg besar utk relawan JOKOHOK supaya mereka bisa melihat betapa TIDAK KONSISTENNYA mereka tentang sistem apa yg baik utk negara kita. Menentang capres yg mereka anggap bakal (baru bakal) otoriter, tapi di sisi lain menerima, mengajak rakyat menerima dan mempromosikan pemimpin TANGAN BESI/OTORITER.
Relawan JOKOHOK, berhentilah membuat rakyat
misleading dg informasi-informasi yg menyesatkan yg sesuai selera, sentimen dan kebutuhan kalian. Masuklah istana dengan cara-cara yg elok, seperti rusa-rusa di istana Bogor hahaha....
Sekedar
ngajak #mikir.
Belum ada tanggapan untuk "Menyoroti Standar Ganda & Kemunafikan Pendukung Jokowi-Ahok"
Posting Komentar