Tolikara tiba-tiba menjadi terkenal setelah
Tragedi Pembakaran Masjid saat Umat Islam Sholat Idul Fitri 1436 H, Jumat (17/7/2015).
Massa dari GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) membubarkan Umat Islam yang sedang sholat Ied dan berlanjut pembakaran masjid serta kios-kios milik Umat Islam di Karubaga, ibukota kabupaten Tolikara, Papua.
Sepekan sebelumnya GIDI mengeluarkan
SURAT LARANGAN PERAYAAN IDUL FITRI.
Apakah pelarangan Idul Fitri dan pembakaran masjid saat Umat Islam sholat Id ada hubungannya dengan khotbah Presiden GIDI saat Perayaan HUT Tolikara dua pekan sebelumnya?
Dilansir dari situs resmi Kabupaten Tolikara, Perayaan HUT Kabupaten Tolikara ke-13 yang diselenggarakan dua pekan lalu, 30 Juni 2015 dengan tema: "Pemerintah adalah wakil Allah (roma 13:14)"
Pada Perayaan HUT Tolikara ini diisi Khotbah oleh Pdt. Dorman Wandikbo, STh, yang menjabat sebagai Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI).
"Daerah Tolikara hingga sampai saat ini banyak sekali masalah yang muncul baik muncul dari pemerintah maupun dari masyaarkat Tolikara karenanya daerah Tolikara ini harus dipulihkan total," kata Pdt. Dorman Wandikbo dalam khotbahnya.
Berikut selengkapnya:
Presiden GIDI Pdt.Dorman wandikbo,STh mengatakan warga GIDI bersama Pemerintah Tolikara harus dipulihkan
Ribuan warga Tolikara berbondong-bondong datang menghadiri Hari Ulang Tahun Kabupaten Tolikara ke 13 di lapangan merah putih Karubaga kemarin 30 juni 2015. Lapanagan merah putih karubaga ini di padati oleh ribuan warga Tolikara hingga membludak keluar di kiri kanan jalan pingir Lapangan merah putih Karubaga. Karena lapangan Merah Putih Karubaga tidak mampu menampung lagi. HUT Kabupaten Tolikara tersebut di gelar dalam bentuk ibadah syukuran dengan mengusung temah; “Pemerintah adalah wakil Allah (roma 13:14)”
“dengan semangat HUT Kabupaten Tolikara yang ke-XIII mari kita sebagai wakil Allah bekerja sungguh-sungguh untuk mewujudkan Tolikara yang religius, maju, mandiri dan sejahtera menuju Tolikara yang Unggul”
Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Pdt. Dorman wandikbo,STh dalam khotbahnya (menyampaikan):
Kabupaten Tolikara terbentuk bersama dengan kabupaten lain di tanah papua bukan hasil usaha kita melainkan hanya oleh karena kemurahannya. Daerah Toli (Tolikara) pertama kali dibuka oleh para misionaris dengan membawah ajaran agama nasrani yang diterima baik oleh orang Tua kita. Setelah mereka menerima ajaran agama nasrani ini mereka juga telah membentuk suatu organisasi dengan nama Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dan orang Tua kita telah menyebarkannya di beberapa daerah papua dan di luar papua bahkan hingga sampai di luar negeri.
Hasil Jasa baik orang Tua kita dulu itulah sehingga Tuhan kita yang Maha Kuasa memberikan Kabupaten ini untuk kami kelolah dan menikmati hasil-hasil pembangunan daerah ini.
Karena itu kepada semua warga Tolikara baik pemerintah bersama masyarakat Tolikara patut mengucap syukur kepada Tuhan kita Yang Maha Kuasa.
Daerah Tolikara hingga sampai saat ini banyak sekali masalah yang muncul baik muncul dari pemerintah maupun dari masyaarkat Tolikara karenanya daerah Tolikara ini harus dipulihkan total.
Kami mengangendakan pelaksanaan KKR dan Seminar Pemuda GIDI Internasional di karubaga dengan satu misi yakni memulihkan daerah Tolikara. Karena itu semua pihak termasuk Pemerintah Tolikara harus mendukung sepenuhnya.
Sumber:
http://ift.tt/1KbXope
***
Apa maksud "Dipulihkan Total"?
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Presiden GIDI: Daerah Tolikara Harus Dipulihkan Total"
Posting Komentar