Kultwit Prof @Rhenald_Kasali (5/6/2015)
(1) Guys, dolar sudah tembus Rp 13.3 ribu. Sebentar lagi akan banyak kita saksikan postingan yg hny mengeluhkan keadaan & komplain
(2) Padahal bg mrk yg memiliki entrepreneurial thinking & action, remember this one: Every single bad news is good news. It is opportunity
(3) Dulu saat dollar tembus Rp 17.000 (krismon 1998) dimana-mana hny ada komplain, krn sebagian besar pengusaha hutangnya in USD.
(4) Tetapi diam2 petani kopi di Lahat, lampung, dll hidup senang dari export. Demikian juga exportir lainnya. Senang diam saja. Rugi, ramai!
(5) Tentu ini tidak akan menyenangkan bagi mereka yg berpenghasilan tetap: PEGAWAI. Apalagi jika sdh sangat konsumtif
(6) Tentu ini menyulitkan bagi pengrajin Tempe, krn sebagian besar bahan baku kedelai kita masih impor. Tp ini baik bg petani kedelai lokal
(7) Sayangnya, luas lahan pertanian kedelai utk memenuhi perut kita yg doyan makan tempe tifak memadai. Selain masakah alam dan logistik
(8) Sayangnya pula, ini menjelang hari raya. Kebutuhan pangan kita sedang tinggi2nya. Stok kita pun perlu penanganan khusus...sebab...
(9) Sebab kita tinggal di negri kepulauan yg uang utk bangun infrastrukturnya bertahun2 telah kita bakar buat subsidi BBM di daerah padat
(10) dan KEPAHITAN INI masih harus kita jalani minimal 3 tahun ke depan. Mengapa 3 TAHUN?
(11) KArena inilah PERUBAHAN. Ketika kurva ekonomi sdg naik ke atas, kita bongkar krn ekonomi selama ini TIDAK BALANCE..
(12) SElama ini tidak balance antara kapitalisme dgn kerakyatan, antara Indonesia barat dengan timur, antara plutokrat dengan buruh
(13) KITA Bongkar, terjadi perubahan, kurva pertama dalam SIGMOID CURVE kita tinggalkan. Masuk ke kurva kedua, harus siap turun dahulu
(14) TURUN karena rakyat kaya tak disubsidi BBM nya, impaknya pada harga pangan, tapi infrastruktur yg dibangun baru akan jadi 3 tahun lagi
(15) PADAHAL infrastruktur yg buruk itulah yg mengakibatkan kita kalah bersaing dgn negri jiran, logistic cost kita mahal, ketimpangan dsb..
(16) Jd pelabuhan2 baru yg lautnya dalam, dermaga lbh luas, dgn teknologi baru, akan jadi 3 tahun lagi..kita baru pd tahap groundbreaking
(17) Selama 30 tahun Jasa Marga hadir, kita hanya bisa membangun 800 km jalan tol. Kini akan dibangun jalan tol baru besar2an
(18) slm bertahun2 kita sedikit sekali mbangun power plant, bberapa tahun terakhir hanya 1.000-2.000 MW. Kini dibangun 7-10.000 MW setahun
(19) selama puluhan tahun kereta api hny ada di jawa dan sebagian Sumatra, thn depan ribuan KM akan dibangun di semua pulau Nusantara
(20) Semua itu akan membuat kita lbh baik...tapi 3-5 tahun lagi. Sabarkah kita? Ini masalah besar. Kesabaran bukan masalah kecil
(21) Sulit disangkal kita tengah terbelenggu oleh Zona Nyaman. Nyaman dengan uang banyak, pulsa murah, bebas bicara, dan jual kecap
(22) Kita lagi senang ganti gadget, motor-mobil, ziarah, piknik, umroh, beli tas mewah (40% yg antree di hermes Paris adalh orang kita)
(23) Pengacara kt jg senang krn sedang bnyk kasus korupsi, prostitusi, artis konflik, sengketa tanah, judicial review dst..feenya pun tinggi
(24) Dokter juga senang karena rumahsakit penuh terus, penyakit tak kunjung habis di negri ini. Bahkan dukun pun sibuk
(25) Wirausaha juga senang krn masih bisa menghindar dari pajak, meski perijinan mahal, toh bs usaha tanpa izin...
(26) guru2 juga senang karena sejak gajinya membaik, status lebih menatik, motor pun berganti mobil....
(27) Politisi yg korup juga makin senang karena KPK sedang melemah dan mereka bisa mengajukan praperadilan...
(28) orangtua pun senang karena memasukkan anak ke SD sampai SMA pun gratis. Tak banyak yg menyadari bhw uang kuliah kita pun underprice
(29) Kebanyakan preman pun juga senang karena mrk bs membuat ornas yg tak bs dibubarkan. Ormas2 bs jd alat utk menekan, demo bayaran dll
(30) TTP semua itu sll disambut dg PENYANGKALAN. Menyangkal tlh mjd kaya. Kt terus mrs miskin & akhirnya kelakuan kita pun bak rakyat miskin
(31) Kita mnjd lbh banyak menuntut ketimbang berbuat, blamming others ketimbang mengkoreksi diri, mencari2 kesalahan ketimbang usulan
(32) kita menjadi lebih banyak ingin menguasai, mengambil. Ketimbang memberi...dan menjadi tak sabaran...
(33) Padahal, perubahan kita suarakan. Kita tuntut. Namun tak banyak yg mengerti, perubahan itu artinya PENGORBANAN...
(34) PERUBAHAN itu butuh kita. Butuh dukungan moril. Bukan hujatan. Kl anda hujat, mereka akan kembali POPULIS dan AMBIGU sprti masa lalu
(35) BERBAHAGIALAH kalian yg bersabar, yg sudah melihat (masa depan itu), meski BELUM TERLIHAT...
(36) NAMUN kasihanilah, mereka yg DIBUTAKAN, apalagi yg sdh buta namun mulutnya pedas, enteng menghujat..dan selalu menyuarakan kebencian
(37) sekali lagi, PERUBAHAN butuh KITA. Jangan buang waktu. BERBUAT jauh lebih baik ketimbang mencari-cari kesalahan
(38) Kata E Rossevelt, The Future belongs to those who believe in the beauty of their dreams...Action yuk. Turun tangan (Anies baswedan)
(39)
have a good day...
****
TANGGAPAN DARI @ferrykoto:
1. Tampaknya Prof @Rhenald_Kasali pendapatnya semata hanya ingin bela pemerintah atas realitas terpuruknya rupiah dan ekonomi yg memburuk
2. Ada inkonsitensi argumentasi prof @Rhenald_Kasali , sy ragu objectifitas nya. Apakah yg disajikan berdasarkan realitas yg dihadapi rakyat
3. Atau semata ingin membenarkan apapun kebijakan yg diambil pemerintah Jokowi saat ini
4. Di kultwit awal pesan yg ingin disampaikan sangat jelas bahwa Kesulitan2 yg dihadapi rakyat saat ini adalah sesuatu yang harus dibayar..
5. Sesuatu yg harus dibayar, atau prof @Rhenald_Kasali sebut PENGORBANAN atas perubahan yg kita inginkan. Walau tdk jelas siapa yg sebenarnya..
6. Walau tidak jelas siapa sesungguhnya yg harus berkorban. Prof @Rhenald_Kasali
7. Kultwit pertama prof @Rhenald_Kasali jelas ingin sampaikan pesan bahwa pemerintahan JKW sudah ontrack dgn kebijakan Perubahan yg diharapkan
8. Prof @Rhenald_Kasali Bangun argumentasi subsidi BBM yg selama ini salah, dan pemerintah Jokowi berani ambil kebijakan tdk populis
9. Prof @Rhenald_Kasali ajukan optimisme bahwa Jokowi sdh ontrack & tutup mata bahwa realitasnya ekonomi rakyat semakin berat, minta berkorban.
10. Dikultwit kedua inkonsistensi prof @Rhenald_Kasali terlihat. Jika pertama meyakinkan pemerintah ontrack dan minta rakyat berkorban & sabar
11. Dikultwit kedua prof @Rhenald_Kasali malah siapkan "pembelaan dini" bahwa perubahan belum tentu berhasil, bisa saja GAGAL. Inkonsistensi
12. Mungkin inkonsitensi prof @Rhenald_Kasali karena banyak sanggahan yg lebih realistik atas kultwit pertama, tapi arahnya jelas membela JKW
13. Prof @Rhenald_Kasali demikian yakin kebijakan pemerintah JKW ontrack dlm rangka perubahan menuju ketujuan yg baik dan minta rakyat berkorban
14. Bahkan saking yakinnya prof @Rhenald_Kasali mencap org yg kritisi Pemerintahan jkw & terpuruknya Rp+ekonomi sebagai pengeluh+tukang komplin
15. Tapi dikulwtit kedua malah sajikan "pembelaan dini" Perubahan bisa sj GAGAL, artinya kebijakan yg diambil bs salah, bisa timbulkan kepanikan
16. Dan hebatnya lagi2 prof @Rhenald_Kasali ajukan argumentasi yg timpakan itu kepundak rakyat, harus ditanggung rakyat, rakyat mampu hadapi
17. Prof @Rhenald_Kasali tdk malu katakan bahwa Indonesia ini negeri yg kreatif saat ditimpa kesulitan.
18. Kalau begitu kesimpulan akhirnya kenapa tdk dari awal ajukankan sj "Rakyat tidak perlu pemerintah" mereka akan temukan jalannya sendiri
19. Terakhir Prof @Rhenald_Kasali ,masih main golfkan? Sebagai pemain dgn hanya melihat cara sesorang pegang stick sj akan tahu bisa mukul/tidak
20. Sebagai pemain handal prof @Rhenald_Kasali, dgn hanya lihat cara swing saja akan tahu apakah bola akan melenceng atau tdk dr sasaran
21. Seperti itulah harapannya prof @Rhenald_Kasali menilai dan mengkritisi kebijakan eknomi pemerintahan Jokowi ini, karena prof ahlinya
22. Dan semestinya di cara "pegang kendali" pemerintahan, prof @Rhenald_Kasali bisa nilai, sulit Jkw tepat sasaran jk kondisinya sperti saat ini
23. Adzan magrib sdh masuk dikota kecil Dumai. Yg rakyat nya jg makin terhimpir ekonomi saat ini. Demikian, mohon maaf jk ada salah kata prof.
BACA JUGA:
Tanggapan Untuk Rhenald Kasali Tentang "Skandal Dana Siluman & Ajakan Dukung Ahok"
Belum ada tanggapan untuk ""Rakyat Harus Berkorban Untuk Jokowi?" Tanggapan @ferrykoto Untuk Rhenald Kasali"
Posting Komentar