MEDAN I DNA – Aksi bak preman jalanan kembali diperlihatkan sejumlah anggota Sabhara Polresta Medan yang berjada di areal Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Minggu (5/4/2015) sekira pukul 22.00 WIB. Bukannya mengayomi dan melindungi masyarakat sebagaiman tugasnya, belasan bintara remaja Sabhara Polresta Medan yang mengenakan seragam dinas lengkap dengan rompi hitam khas Sabhara Polresta Medan itu juga melakukan pengeroyokan terhadap seorang wartawan Harian Andalas, Thamrin Samosir (25), yang tengah melaksanakan tugas jurnalistik-nya di areal PRSU.
Diceritakan korban, kepada wartawan Senin (06/05/2015), peristiwa penganiayaan yang dialaminya terjadi di depan Pos Satpam PRSU dan disaksikan ratusan warga yang tengah berkunjung ke PRSU. Saat itu, seperti hari-hari sebelumnya, korban melakukan tugas jurnalis untuk mencari informasi yang dapat disajikan kepada masyarakat melalui media-nya.
Lalu, korban pun berkeliling di areal PRSU dan hendak menuju panggung utama, tempat diadakannya konser salah bintang ternama dari Jakarta.
Di tengah perjalanan, korban melihat dua orang anggota Sabhara Polresta Medan tengah mengamankan seorang pemuda yang belum diketahui penyebabnya.
Melihat hal itu, naluri jurnalistik untuk mencari tau peristiwa yang terjadi, kemudian muncul. Korban mengikuti kedua anggota Sabhara Polresta Medan tersebut ke Pos Satpam. Di pos itu, pemuda tersebut lalu dikumpulkan bersama tiga pemuda lainnya yang telah diamankan lebih dulu.
Mereka didata dan ada beberapa anggota Sabhara yang memukuli mereka. Disana, ternyata sudah berkumpul puluhan pengunjung yang ingin mengetahui apa yang terjadi.
“Sebelumnya, saya hendak ke panggung utama untuk mencari bahan berita. Tetapi saat mau kesana, saya melihat ada dua anggota Sabhara Polresta Medan yang melintas sembari membawa seorang pemuda. Lalu saya mengikuti mereka ke pos satpam,” terangnya.
Melihat warga sudah mulai ramai, salah seorang petugas lalu menyuruh pengunjung untuk bubar, “BUBAR… BUBAR… BUBAR SANA… APA YANG KALIAN LIHAT… BUBAR SANA,” ujarnya meniru hardikan salah seorang petugas disana.
Mendengar itu, pengunjung disana tidak ada yang menggubris.
Mereka tetap bertahan melihat apa yang terjadi. Lalu, karena melihat perkataan yang tidak digubris, petugas tersebut mengusir pengunjung dengan cara mendorong keluar PRSU secara paksa. Tak hanya pengunjung, korban yang saat itu berada persis didepan pos satpam ikut diusir.
Padahal korban sudah menyebutkan identitasnya sembari memperlihatkan id card yang diberikan oleh PRSU.”Saya wartawan di sini Pak,” ujar Thamrin.
Namun malah dijawab seorang petugas, “kenapa rupanya kau wartawan,” sembari menarik baju korban dan memukulnya. Melihat seorang petugas memukuli korban, belasan anggota Sabhara Polresta Medan bukannya menengahi malah ikut mukulinya.
Tidak tau entah berapa kali pukulan mendarat di bagian wajahnnya, korban hanya diam diri tanpa menghiraukan pukulan tersebut. Seorang diantara anggota Sabhara tersebut juga ada yang melempar aqua gelas berisi air ke kepala korban.
Melihat kondisi semakin tidak kondusif, salah seorang anggota Sabhara Polresta Medan ada yang mengamankan korban ke pos satpam.
Di pos tersebut, korban sempat dimintai keterangan. “Wartawan mana rupanya bro?” tanya seorang anggota Sabhara Polresta Medan. Dan dijawab korban, “wartawan Harian ANDALAS. Mendengar jawaban itu, salah seorang petugas lainnya, malah semakin nyolot.
“Wartawan mana kau? Aku anak Hendra DS, Ketua PWI Sumut. Besok udah dipecatnya kau dari wartawan. Biar tau kau ya!” ancam seorang petugas bertubuh pendek kulit putih tersebut sembari memfoto saya menggunakan Hp-nya.
Tidak hanya mengancam akan mengeroyok, mereka juga memaki-maki korban dan merendahkan tugas seorang jurnalis. “Polisi Republik Indonesia ini ya. Bukan polisi boneka. Kenapa rupanya kau wartawan?” cetus anggota sabhara lainnya.
Setelah puas mengeroyok dan memaki-maki korban, seorang Katim-nya berpangkat Briptu memerintahkan mereka untuk kembali ke kendaraan sepeda motor trail-nya.
Setelah itu, Katim tersebut sempat berusaha untuk menenangkan korban, namun korban merasa telah dilecehkan dan tugasnya sebagai seorang jurnalis terganggu. “Katim-nya sempat nenangin saya, tapi saya bilang minta maaf karena saya akan melanjutkan kasus ini sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tandasnya.
Kendati Katim-nya telah berusaha untuk menengahi, anggota Sabhara Polresta Medan yang mengendarai sekitar 10-an sepeda motor Trail malah menggeber-geber kendaraannya sembari menantang korban.
Akibat peristiwa tersebut, korban kemudian melaporkannya ke pimpinannya dan disarankan untuk membuat pengaduan resmi ke Mapolresta Medan. Laporan tersebut telah diterima dengan nomor LP/807/IV/SPKT/2015/Resta Medan, oleh KANIT SPKT “A”, IPDA J Sitanggang, tertanggal 5 April 2015.
“Saya berharap kasus ini segera ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal itu perlu ada kepastian hukum ketika kita sebagai jurnalis bertugas di lapangan. Dan saya meminta Kapolresta Medan khususnya Kasat Sabhara Polresta Medan untuk mendidik mental para bintara remaja agar tidak terlalu arogan seperti ini. Jangan karena mereka menggunakan seragam dinas POLRI, lantas bisa melegalkan tindakan kriminal yang mereka lakukan,” harap korban.(dnaIams)
Belum ada tanggapan untuk "Anggota Sabhara Polresta Medan Keroyok Wartawan"
Posting Komentar